Program

1. Santunan Adik-Adik Yatim dan Binaan

Anak yatim merupakan mereka yang tidak mempunyai ayah untuk mengasihi dan memberikannya nafkah. Selain telah dicontohkan oleh Nabi SAW, Allah SWT juga sudah menyampaikannya di dalam Al Quran perihal keutamaan-keutamaan menyantuni anak yatim.

Namun untuk batasan umur anak yatim yang berhak dan wajib mendapatkan santunan dan kasih sayang dari kita ternyata ada ketentuannya. Menurut istilah syara’ yang dimaksud dengan seorang anak yatim adalah seorang anak yang ditinggal mati oleh ayahnya sebelum dia baligh. Jadi, batas umur anak yatim adalah ketika anak tersebut sudah dewasa atau baligh.

Barangsiapa yang memelihara anak yatim di tengah kaum muslimin untuk memberi makan dan minum, maka pasti Allah memasukkannya ke dalam surga, kecuali apabila dia telah berbuat dosa yang tidak bisa diampuni.” [HR Tirmidzi].

Berbahagialah orang-orang yang di rumahnya ada anak yatim karena Nabi SAW memberikan jaminan pertam, memiliki pahala yang setara dengan pahal jihad. Nabi SAW  pernah bersabda,

Barang siapa yang mengasuh tiga anak yatim maka bagaikan bangun pada malam hari dan puasa pada siang harinya dan bagaikan orang yang keluarg setiap pagi dan sore menghunus pedangnya untuk berjihad di jalan Allah..” [HR Ibnu Majah].

2. Berbagi dengan Kaum Dhuafa

Salah satu perintah Allah SWT pada manusia adalah senantiasa menolong dan membantu orang lain yang kesusahan. Salah satunya adalah pada kaum dhuafa. Pengertian dan ciri-ciri tentang kaum dhuafa, dapat dibaca pada link berikut ini.

Allah menciptakan manusia di muka bumi bukan tanpa sebuah misi. Manusia diperintahkan untuk menjadi khalifah fil ard atau pemimpin di muka bumi, yang mampu menegakkan hukum-hukum keadilan dan keseimbangan. Teknisnya, kita bisa memilih sektor yang kita mampu dan dengan keahlian yang kita miliki. Di sanalah akan tercipta interaksi sosial sesama manusia.

Sayangnya, tidak semua manusia memiliki kemampuan untuk bertahan hidup dengan baik. Di sini, Islam tidak menerapkan hukum rimba, “siapa yang kuat dia yang menang”. Islam memiliki konsep keseimbangan, siapa yang kuat maka dia harus membantu yang lemah. Siapa yang memiliki kelebihan maka dia harus membantu yang kekurangan.

Namun, Allah juga memahami bahwa manusia ingin hasil sesuai dengan apa yang diperjuangkannya. Untuk itu, terkait harta pun Allah tidak pernah menyuruh manusia untuk menghabiskan keseluruhan hartanya untuk zakat atau bersedekah. Zakat hanya 2,5% (untuk zakat maal) dan sedekah sesuai keikhlasan. Dibaliknya ada keutamaan sedekah yang luar biasa menurut Al-Quran dan Hadits. Pahala dan kebaikan akan mengikuti sesuai dengan niat serta usaha kita.

اللهُ فىِ عَوْنِ اْلعَبْدِ مَا كَانَ اْلعَبْدُ فىِ عَوْنِ أَخِيْهِ

Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya, selama hamba tersebut menolong saudaranya.” (HR. Muslim)

3. BERSINAR (Berbagi Nasi dan Air Mineral)

Keutamaan sedekah makanan dengan memberi sedekah makanan kepada orang yang lebih membutuhkan termasuk salah satu ibadah dengan pahala besar. Banyak sekali ibadah dalam agama Islam yang bentuknya seperti sedekah makanan, seperti qurban, akikah, atau bayar zakat fitrah di bulan Ramadhan. Bersedekah juga tidak harus banyak. Yang terpenting adalah ikhlas dan halal.

Sedekah makanan tidak hanya bernilai pahala, tapi juga sarat akan nilai sosial. Mulai dari mengeratkan ukhuwah antar sesama saudara muslim, menekan tingkat kriminalitas, hingga menyelamatkan akidah Islam seorang muslim. Karena itu memberi makan juga termasuk salah satu amalan yang dicintai Allah.

“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Maka itulah orang yang menghardik anak yatim. dan tidak mendorong memberi makan orang miskin.” (QS Al Ma’un: 1-3)

Seorang laki-laki bertanya kepada Nabi SAW, “Perbuatan apa yang terbaik di dalam Islam?” Nabi SAW menjawab, “Kamu memberi makan kepada orang lain.” (HR. Bukhari dan Muslim).

 

Photo Kegiatan